Agar hidup menjadi Tenang
- Rolret
- Feb 22, 2020
- 3 min read

Seperti yang anda tahu bahwa semua hal yang berlebih itu tidak baik, terlalu buruk tidak baik begitupun terlalu baik. Terlalu malas dan terlalu inisiatif, saya mempunyai seorang teman yang telalu malas hidupnya seolah olah mengalir saja tanpa ekspresi, pernah saya bertanya kenapa kamu terlalu santuy? (dibalik pertanyaan saya bertanya "terlalu malas"), ia menjawab: saya tidak mempunyai emosi, emosi saya hanya datar saja, i just live in the present. Hidupnya sekarang seakan-akan begitu saja hanya menunggu belas kasih dari orang lain sampai-sampai rela melakukan hal yang tidak baik secara norma dan aturan, seperti yang diungkapkan Mark Manson dalam bukunya yang berjudul "Sebuah Seni Untuk Bersikap Bodo Amat" mengungkapkan bahwa hidup orang-orang jaman sekarang hanyalah sebuah Penyangkalan dan Play Victim hanya untuk mengangkat harga dirinya menjadi sang istimewa, yasudahlah saya jadi ngaler ngidul seakan mau curhat saja ini.
Selain itu untuk yang terlalu baik itu buruk mungkin anda sempat berpikir masa sih hal yang baik itu tidak baik, sebenarnya dari kasus seperti ini tindakan seseorang yang melakukan kebaikan memang baik sifatnya namun mengundang orang-orang yang tidak baik untuk memanfaatkannya, saya mempunyai teman seorang teman yang pernah mengalami ini, begitu juga saya pertama bertemu dengannya hingga sampai sekarang saya berteman baik dengannya, dia perempuan yang mempunyai jiwa kharismatik yang memang terasa adanya, kebaikannya, kehangatannya akan sangat mudah terasa oleh lingkungan sekita. Dia pernah bercerita pada saya mengenai pengalamannya karena terlalu inisiatif dalam bekerja yang akhrirnya hanya dimanfaatkan bahkan diberi jumlah gaji kecil yang lebih sedikit dibanding UMR nya pada saat itu.
Maka dari sana penulis ingin mengajak pembaca untuk hidup menjadi lebih netral, netral disini dimaksudkan netral dalam emosi namun bukan berarti menjadi manusia berdarah dingin, namun pemberatan dari menjadi netral ini kita harus sering melatih kekuatan akal berpikir kita, karena ketika kita melakukan sesuatu tanpa berpikir (impulsive) itu sama saja dengan hewan yang hanya mengandalkan hawa nafsu. Ketika kita mampu menggunkan akal berpikir semua pemikiran dapat kita atur untuk mengikuti polanya yaitu pola norma dan aturan, ketika mendapatkan kejadian yang tidak mengenakan seperti gelandangan sedang kelaparan dan lalu berambisi untuk mencuri, hanya orang-orang yang akalnya belum terlatih lah yang melakukan pencurian itu karena mencuri adalah hal yang tidak benar secara norma. Untuk manusia yang berakal pastinya akan lebih bijaksana mencari jalan lain untuk dapat mengatasi laparnya dengan cara bekerja kecil-kecilan terlebih dahulu untuk mendapatkan makanan setelahnya.
Ada beberapa cara untuk melatih akal pikir kita agar dapat mengendalikan diri (Subjektif menurut pengalaman pribadi):
Memahami Dikotomi Kendali yang ada pada Filosofi Teras, disini menerangkan bahwa sebagian hal ada di bawah kendali kita seperti pertimbangan, persepsi, opini, keinginan kita, tujuan kita, dan segala sesuatu yang merupakan pikiran dan tindakan kita) dan sebagian hal tidak di bawah kendali kita seperti tindakan orang lain,opini orang lain, reputasi, kesehatan, kekayaan, kondisi saat kita lahir.
Membaca buku, membaca buku dapat melatih otak kita untuk berfokus pada satu hal seperti meditasi yaitu tulisan nya hal ini dapat membantu akal pikir pada tingkat kesadaran kita yang sebenarnya.
Mendengarkan lagu dengan berfokus pada lirik, fokus pada lirik sama saja membaca buku namun pada pendengaran yang dapat melatih akal pikir kita.
Usahakan berhenti sejenak dan berpikir sebelum bertindak, berhenti sejenak dapat memberi waktu kita agar dapat berpikir dengan akal jernih kita.
Melatih diri dengan menahan rasa lapar (puasa), menahan rasa lapar bisa melatih mengendalikan mana akal pikir dan hawa nafsu.
Berolahraga, berolahraga sama halnya membaca melatih kita fokus selain itu dapat menyehatkan badan, menjaga kesehatan jiwa dan raga sama pentingnya bagi ketenangan hidup, karena ketika kamu memiliki sakit gigi akan terasa emosi sampai menangis menahannya, begitupun ketika kesehatan mental tidak baik akan berakibat pada kesehatan fisik yang buruk contohnya pada lambung hal ini dinamakan Psikomatik.
Seseorang yang netral atau stabil dalam emosi akan mampu berdamai dengan dirinya, seperti yang divisualisasikan oleh gambar diatas yaitu ketika orang yang telah berdamai dengan pada hanya hal-hal positif yang dapat mempengaruhi emosinya, emosi negatif tidak akan lagi mempengaruhi apalagi meraja di dalam diri kita ini.
Sekian mengenai hidup tenang, HELLO AGAIN PEACE!
コメント